Para Pengejar Legenda Usang
By : Muhammad Rizki
Herasmaya
Turnamen Gabuchezka
akan diadakan 1 pekan lagi yang akan memperebutkan senjata legendaris,pedang
bumi “Shiroi Usagi” telah memilih
kontestan yang dapat mengikuti turnamen, berikut nama dari kandidat yang
terpilih :
1. Datte Inazumaru, elemental spirit fighter dari Electra
2. Reinza Isuki, elemental spirit warrior dari Hades’ Lair
3. Giro Manazaki, Beast spirit warrior dari Falco
4. Renji Kuwabara, dragon medal
wizard dari Ryukage
5. Ryu Hamasaki, dragon spirit warrior dari Ryukage
6. Sakura Miyawaki, dari Hades’ Lair
7. Aotatsu, elemental spirit dari Cretias
8. Akatatsu, elemental spirit dari Cretias
9. Shirotatsu, elemental spirit dari Cretias
10. Kurotatsu, elemental spirit dari Cretias
Turnamen akan diadakan di Gabuchezka Great Colloseum dan akan disaksikan
oleh seluruh rakyat Gabuchezka beserta Yang Mulia Spirit Priestess yang akan
menyerahkan senjata legendaris “Shiroi Usagi”.
Seorang pemuda baru saja menginjakkan kakinya di
Gabuchezka, penampilannya sangat kusut itu mungkin karena ia seorang
pengembara, tetapi ia membawa pedang di punggungnya itu menandakan bahwa pemuda
itu bukan pengembara biasa. Penginapan, itu yang dicari oleh pemuda itu atau
paling tidak sebuah kedai, sekedar untuk melepas lelah. “Gabuchezka, sudah lama
sekali ya. Kota ini sudah banyak berubah.” Gumam pemuda itu setelah sampai di
tengah kota, sambil berkeliling mencari kedai. Akhirnya ada sebuah kedai yang
menarik perhatian dari pemuda itu, kedai cokelat panas “Kojima”. “Kupikir
Oji-san sudah tidak membuka kedai ini lagi, ada baiknya kalau aku masuk dan
memesan cokelat panas.” Pikir pemuda itu sembari masuk ke dalam kedai lalu duduk
di salah satu sudut kedai. Pemuda itupun dihampiri oleh seorang gadis “Permisi
Tuan, Anda mau pesan apa?” karena terlalu sibuk melihat keadaan sekitar kedai
yang cukup ramai waktu itu pemuda itupun menjawab sekenanya “Oji-san, seperti biasa ya.” Dengan
sedikit kebingungan sang gadis bertanya lagi “Maaf, tapi Anda tadi bilang apa?”
karena mengetahui yang berdiri di depannya itu adalah seorang gadis, sang
pemuda akhirnya berkata “Maafkan atas kelancangan ku, karena beberapa tahun
lalu aku sering ke tempat ini. Jadi kupikir Oji-san, masih mengelola kedai
ini.” “Oh, jadi Anda kenal dengan Otou-chan
ya. Tapi maaf kalau Anda ingin bertemu Otou-chan karena dia sedang pergi sejak
dua bulan lalu, katanya dia ingin mengambil cuti untuk beberapa waktu. Lalu
Otou-chan menitipkan kedai ini padaku.” Ujar gadis itu. “Memang tidak banyak
yang berubah ya, dari kedai ini. Dan kalau memang menunya masih sama, aku akan
pesan cokelat panas dan ichigo onigiri
special dari kedai ini.” “Baiklah Tuan, harap tunggu sebentar.” Tak lama
kemudian pesanan pemuda itu datang “Ini dia, pesanan Anda. Terimakasih telah
menunggu.” “Sama-sama, baiklah aku akan mencicipinya.” Kata pemuda itu yang
kemudian meneguk cokelat panasnya “Amai!”
kata pemuda itu.
Namun, pada
saat ia menikmati onigirinya, pemuda itu melayangkan pandangan ke salah satu
sudut kedai, dimana ada seorang gadis mungil yang sedang digoda oleh seorang lelaki
berpakaian serba biru, memang pemandangan biasa jika berada di dalam kedai,
namun yang menjadi masalah yaitu sang lelaki yang berpakaian serba biru itu.
Pemuda yang sedang menyantap onigiri pesanannya itu merasakan bahwa lelaki
berpakaian serba biru itu adalah seorang petarung, mungkin seorang elemental
spirit warrior tingkat rendah, karena pemuda itu merasakan aura energy yang
relative kecil tapi tetap saja pemuda ini merasakan ada yang lain. “Hai, nona
manis. Sungguh beruntung diriku bisa bertemu dengan gadis secantik dirimu di
kota ini. Kalau aku boleh tahu, siapakah namamu nona?” pria berpakaian serba
biru itu bertanya pada gadis mungil itu. “Namaku Meru, Meru Tashima, Tuan. Ada
perlu apa tuan berkenalan denganku?” jawab gadis bernama Meru dengan malu-malu.
“Hmm…, begini Meru-chan, bagaimana kalau malam ini kau bersamaku, kita akan
bersenang-senang.” Jawab lelaki itu. “Tapi Tuan, aku hanyalah gadis biasa dan
juga pendatang di kota ini serta aku kesini bersama kakakku.” “Sudahlah, jangan
hiraukan kakakmu, jika kau bersamaku kau akan mendapatkan semua yang kau mau.”
“Tuan, aku hanya tidak ingin membuat kakakku cemas jadi maafkan aku Tuan, aku
tidak bisa menerima ajakanmu.” Jawab gadis itu halus. “Baiklah jika itu yang
kau inginkan, maka aku akan memintamu secara paksa.” Jawab lelaki itu dengan
kesal. Namun, saat lelaki itu hendak mendekati Meru terdengar suara membentak
dengan lantang “Yamero, baka yaro!” terlihat seorang pemuda
berbadan tegap dan menggunakan gelang di tangan dan kakinya. “Siapa kau? Beraninya
kau mencampuri urusanku!” kata lelaki berpakaian serba biru itu. “Datte
Inazumaru, tidak akan membiarkan satu orang pun bertindak kurang ajar pada adik
kesayanganku!” jawab pemuda ber-iris kuning itu, sembari melayangkan pukulan ke
arah lelaki berpakaian serba biru. Tentu saja sebagai seorang yang memiliki
aura energi, lelaki itu mampu menduga dan menghindar dari serangan Datte, namun
Datte juga tidak ingin membuat semua ini menjadi mudah, mengetahui hal itu,
Datte lalu memutar tubuhnya dan langsung mengarahkan tendangan kearah perut
lelaki berpakaian biru itu. Lelaki itu tidak menyadari pergerakkan cepat dari
Datte sehingga ia terkena telak oleh serangan itu dan membuatnya terpental
hingga ke dekat meja pemuda yang memesan cokelat panas tadi. Akibat serangan
dari Datte, lelaki itu berjalan terhuyung-huyung dan tanpa segaja menumpahkan cokelat
milik pemuda pengembara tersebut. Melihat hal itu pemuda itu hanya terdiam dan
menghentikan acara makan onigirinya. “Kau cukup hebat anak muda, kau mampu
membuatku seperti ini, tapi aku tidak ingin main-main lagi.” Kata lelaki yang
berpakaian serba biru kepada Datte, dan Datte merasakan aura berwarna kebiruan
menyelimuti tubuh lelaki itu “Hebat juga lelaki ini, dia bisa menyembunyi aura
energi yang cukup kuat seperti ini.” Batin Datte. “Rasakan kekuatanku yang
sebenarnya bocah!” teriak lelaki berpakaian serba biru tersebut namun, ketika
lelaki itu hendak menyerang Datte lelaki itu merasakan ada seseorang yang
memegangi tangannya, ketika ia menoleh terlihat seorang yang memegangi
tangannya, seorang pemuda yang memesan cokelat panas sebelumnya, menatap
dirinya dengan garang dan tanpa basa-basi lagi menarik tubuh lelaki itu dan
menyarangkan pukulan keras kearah wajah lelaki berpakaian biru tersebut.
Serangan itu sangat kuat sehingga membuat lelaki tersebut terlontar ke luar
kedai. Lalu baik Datte maupun pemuda misterius itu keluar dari kedai, kemudian,
muncullah tiga lelaki lagi dangan penampilan sama anehnya dengan lelaki yang
terlontar tadi dan tidak sadar diri tersebut. Mereka masing-masing memakai
pakaian berwarna merah, putih, dan hitam. Mereka lalu menghampiri lelaki yang
berpakaian biru “Aotatsu, kau ini sering sekali membuat masalah. Sekarang tahu
sendiri akibatnya.” Ujar lelaki berpakaian putih. “Oh, jadi lelaki itu bernama
Aotatsu.” Pikir Datte. “Tuan-Tuan maafkan kelakuan tidak sopan dari adik kami
ini, dia memang sering sekali bertindak seperti ini.” Ujar lelaki yang
berpakaian hitam. “Lain kali beritahu adik kalian itu, agar tidak mengganggu
orang lain seperti ini.” Kata Datte kepada para lelaki itu “Ih, kakak bisa
sopan sedikit tidak sih.” Kata Meru sambil memukul bahu kakaknya “Habis mau
bagaimana lagi, dia tadi hendak bertindak kasar padamu.” Jawab Datte. “Tak apa.
Oh ya, kalau tidak salah Tuan yang bersama gadis manis ini, bernama Datte
Inazumaru,” kata lelaki yabg berpakaian merah “Dan kalau Tuan yang bermata cokelat
ini?” lanjutnya sambil menunjuk ke arah pemuda misterius tadi “Aku Hiroku,
salam kenal.” Kata pemuda bernama Hiroku cukup ramah. “Kalau begitu kami undur
diri dulu.” Ujar lelaki berpakaian serba putih kepada Datte, Meru, dan Hiroku.
Setelah keempat lelaki itu pergi, Hiroku berkata “Maaf
ya, aku tadi tidak bermaksud mencampuri urusanmu, aku hanya tidak suka orang
lain membuat keributan ketika aku makan.” “Tidak apa-apa, apalagi kau tadi
hebat sekali, bisa menghajarnya dengan sekali pukulan.” Jawab Datte. Merekapun
melanjutkan obrolan mereka di dalam kedai. “Oh iya Hiroku-san, apakah kau itu
penduduk dari Gabuchezka, karena kulihat semua penduduk yang kami temui di
Gabuchezka memiliki mata dengan iris berwarna cokelat.” Tanya Meru kepada
Hiroku. Mendengar pertanyaan itu Hiroku terdiam “Hei Hiroku, jika adikku
bertanya padamu, jawablah, jangan buat dia kecewa.” Ujar Datte kepada teman
barunya itu. “Ehm iya, bukan, aku bukan penduduk asli dari Gabuchezka, aku
hanyalah pengembara dan mungkin hal itu cuma kebetulan.” Jawab Hiroku kepada
Meru. “Hiroku, kau ini sebenarnya cukup hebat, tapi kenapa kau tidak ikut dalam
turnamen besar yang akan diadakan sebentar lagi di kota ini?” tanya Datte “Itu
karena aku tidak berminat kepada hal yang seperti itu.” Jawab Hiroku “Ayolah,
orang dengan kekuatan sepertimu tidak boleh disia-siakan.” “Benar Hiroku-san, tidak ada salahnya kalau
dicobakan.” Bujuk kedua kakak beradik itu kepada Hiroku “Baiklah kalau begitu,
tapi tolong temani aku untuk mendaftar, itupun kalau masih dibuka.” Perkataan
Hiroku itu disambut anggukan dari kakak beradik itu. “Omong-omong, kalian
berdua kan memiliki nama marga yang berbeda kenapa kalian bisa bersaudara?”
tanya Hiroku kepada Datte dan Meru. “Itu ceritanya cukup panjang, jadi
singkatnya, kami dulu tinggal di panti asuhan yang sama dan karena hubungan
yang sangat erat sehingga menjadi seperti sekarang ini.” Jelas Datte. “Eh kak,
Hiroku-san, ini sudah sore bagaimana jika kita pergi ke penginapan tempat kami
menginap untuk melanjutkan obrolan kita ini.” Kata Meru “Wah kebetulan sekali,
aku baru saja datang dan belum sempat mencari penginapan.” Kata Hiroku sambil
menggaruk-garuk rambutnya. Mereka pun membayar makanan yang mereka makan “Nona,
terima kasih atas makanannya.” Kata Meru kepada gadis penjaga kedai itu. “Tidak
perlu seperti itu, cukup panggil aku Haruna. Lain kali datang lagi ke sini ya.”
Kata gadis itu “Baik Haruna-san, selamat tinggal.” Tambah Meru. Lalu ketiga
orang itu pergi meninggalkan kedai cokelat itu menuju penginapan tempat Datte
menginap.
Sementara itu di lembah gelap di pinggiran kota
Gabuchezka, “Haha, tak ku sangka waktunya akan tiba, seminggu lagi akan menjadi
tanda bangkitnya kekuatan dahsyat yang pernah ada.” Ujar seorang pemuda “Benar
Tuanku, dan sebentar lagi dendam Ayahanda Tuan akan terbalaskan.” Tandas
seorang gadis mungil di samping pemuda tersebut.
To be continued….
Catatan :
·
Oji-san : paman.
·
Otou-chan : ayah.
·
Ichigo Onigiri :
onigiri berisi strawberry.
·
Amai : manis.
·
Yamero :
“Hentikan!” dalam artian kasar.
·
Baka Yaro : Dasar
bodoh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar