Sabtu, 16 November 2013

Belajar Nyastra... ^w^ (bagian 1)

Para Pengejar Legenda Usang
By : Muhammad Rizki Herasmaya
Turnamen Gabuchezka akan diadakan 1 pekan lagi yang akan memperebutkan senjata legendaris,pedang bumi “Shiroi Usagi”  telah memilih kontestan yang dapat mengikuti turnamen, berikut nama dari kandidat yang terpilih :
1.      Datte Inazumaru, elemental spirit fighter dari Electra
2.      Reinza Isuki, elemental spirit warrior dari Hades’ Lair
3.      Giro Manazaki, Beast spirit warrior dari Falco
4.      Renji Kuwabara, dragon medal  wizard dari Ryukage
5.      Ryu Hamasaki, dragon spirit warrior dari Ryukage
6.      Sakura Miyawaki, dari Hades’ Lair
7.      Aotatsu, elemental spirit dari Cretias
8.      Akatatsu, elemental spirit dari Cretias
9.      Shirotatsu, elemental spirit dari Cretias
10.  Kurotatsu, elemental spirit dari Cretias
Turnamen akan diadakan di Gabuchezka Great Colloseum dan akan disaksikan oleh seluruh rakyat Gabuchezka beserta Yang Mulia Spirit Priestess yang akan menyerahkan senjata legendaris “Shiroi Usagi”.


Seorang pemuda baru saja menginjakkan kakinya di Gabuchezka, penampilannya sangat kusut itu mungkin karena ia seorang pengembara, tetapi ia membawa pedang di punggungnya itu menandakan bahwa pemuda itu bukan pengembara biasa. Penginapan, itu yang dicari oleh pemuda itu atau paling tidak sebuah kedai, sekedar untuk melepas lelah. “Gabuchezka, sudah lama sekali ya. Kota ini sudah banyak berubah.” Gumam pemuda itu setelah sampai di tengah kota, sambil berkeliling mencari kedai. Akhirnya ada sebuah kedai yang menarik perhatian dari pemuda itu, kedai cokelat panas “Kojima”. “Kupikir Oji-san sudah tidak membuka kedai ini lagi, ada baiknya kalau aku masuk dan memesan cokelat panas.” Pikir pemuda itu sembari masuk ke dalam kedai lalu duduk di salah satu sudut kedai. Pemuda itupun dihampiri oleh seorang gadis “Permisi Tuan, Anda mau pesan apa?” karena terlalu sibuk melihat keadaan sekitar kedai yang cukup ramai waktu itu pemuda itupun menjawab sekenanya “Oji-san, seperti biasa ya.” Dengan sedikit kebingungan sang gadis bertanya lagi “Maaf, tapi Anda tadi bilang apa?” karena mengetahui yang berdiri di depannya itu adalah seorang gadis, sang pemuda akhirnya berkata “Maafkan atas kelancangan ku, karena beberapa tahun lalu aku sering ke tempat ini. Jadi kupikir Oji-san, masih mengelola kedai ini.” “Oh, jadi Anda kenal dengan Otou-chan ya. Tapi maaf kalau Anda ingin bertemu Otou-chan karena dia sedang pergi sejak dua bulan lalu, katanya dia ingin mengambil cuti untuk beberapa waktu. Lalu Otou-chan menitipkan kedai ini padaku.” Ujar gadis itu. “Memang tidak banyak yang berubah ya, dari kedai ini. Dan kalau memang menunya masih sama, aku akan pesan cokelat panas dan ichigo onigiri special dari kedai ini.” “Baiklah Tuan, harap tunggu sebentar.” Tak lama kemudian pesanan pemuda itu datang “Ini dia, pesanan Anda. Terimakasih telah menunggu.” “Sama-sama, baiklah aku akan mencicipinya.” Kata pemuda itu yang kemudian meneguk cokelat panasnya “Amai!” kata pemuda itu.
 Namun, pada saat ia menikmati onigirinya, pemuda itu melayangkan pandangan ke salah satu sudut kedai, dimana ada seorang gadis mungil yang sedang digoda oleh seorang lelaki berpakaian serba biru, memang pemandangan biasa jika berada di dalam kedai, namun yang menjadi masalah yaitu sang lelaki yang berpakaian serba biru itu. Pemuda yang sedang menyantap onigiri pesanannya itu merasakan bahwa lelaki berpakaian serba biru itu adalah seorang petarung, mungkin seorang elemental spirit warrior tingkat rendah, karena pemuda itu merasakan aura energy yang relative kecil tapi tetap saja pemuda ini merasakan ada yang lain. “Hai, nona manis. Sungguh beruntung diriku bisa bertemu dengan gadis secantik dirimu di kota ini. Kalau aku boleh tahu, siapakah namamu nona?” pria berpakaian serba biru itu bertanya pada gadis mungil itu. “Namaku Meru, Meru Tashima, Tuan. Ada perlu apa tuan berkenalan denganku?” jawab gadis bernama Meru dengan malu-malu. “Hmm…, begini Meru-chan, bagaimana kalau malam ini kau bersamaku, kita akan bersenang-senang.” Jawab lelaki itu. “Tapi Tuan, aku hanyalah gadis biasa dan juga pendatang di kota ini serta aku kesini bersama kakakku.” “Sudahlah, jangan hiraukan kakakmu, jika kau bersamaku kau akan mendapatkan semua yang kau mau.” “Tuan, aku hanya tidak ingin membuat kakakku cemas jadi maafkan aku Tuan, aku tidak bisa menerima ajakanmu.” Jawab gadis itu halus. “Baiklah jika itu yang kau inginkan, maka aku akan memintamu secara paksa.” Jawab lelaki itu dengan kesal. Namun, saat lelaki itu hendak mendekati Meru terdengar suara membentak dengan lantang “Yamero, baka yaro!” terlihat seorang pemuda berbadan tegap dan menggunakan gelang di tangan dan kakinya. “Siapa kau? Beraninya kau mencampuri urusanku!” kata lelaki berpakaian serba biru itu. “Datte Inazumaru, tidak akan membiarkan satu orang pun bertindak kurang ajar pada adik kesayanganku!” jawab pemuda ber-iris kuning itu, sembari melayangkan pukulan ke arah lelaki berpakaian serba biru. Tentu saja sebagai seorang yang memiliki aura energi, lelaki itu mampu menduga dan menghindar dari serangan Datte, namun Datte juga tidak ingin membuat semua ini menjadi mudah, mengetahui hal itu, Datte lalu memutar tubuhnya dan langsung mengarahkan tendangan kearah perut lelaki berpakaian biru itu. Lelaki itu tidak menyadari pergerakkan cepat dari Datte sehingga ia terkena telak oleh serangan itu dan membuatnya terpental hingga ke dekat meja pemuda yang memesan cokelat panas tadi. Akibat serangan dari Datte, lelaki itu berjalan terhuyung-huyung dan tanpa segaja menumpahkan cokelat milik pemuda pengembara tersebut. Melihat hal itu pemuda itu hanya terdiam dan menghentikan acara makan onigirinya. “Kau cukup hebat anak muda, kau mampu membuatku seperti ini, tapi aku tidak ingin main-main lagi.” Kata lelaki yang berpakaian serba biru kepada Datte, dan Datte merasakan aura berwarna kebiruan menyelimuti tubuh lelaki itu “Hebat juga lelaki ini, dia bisa menyembunyi aura energi yang cukup kuat seperti ini.” Batin Datte. “Rasakan kekuatanku yang sebenarnya bocah!” teriak lelaki berpakaian serba biru tersebut namun, ketika lelaki itu hendak menyerang Datte lelaki itu merasakan ada seseorang yang memegangi tangannya, ketika ia menoleh terlihat seorang yang memegangi tangannya, seorang pemuda yang memesan cokelat panas sebelumnya, menatap dirinya dengan garang dan tanpa basa-basi lagi menarik tubuh lelaki itu dan menyarangkan pukulan keras kearah wajah lelaki berpakaian biru tersebut. Serangan itu sangat kuat sehingga membuat lelaki tersebut terlontar ke luar kedai. Lalu baik Datte maupun pemuda misterius itu keluar dari kedai, kemudian, muncullah tiga lelaki lagi dangan penampilan sama anehnya dengan lelaki yang terlontar tadi dan tidak sadar diri tersebut. Mereka masing-masing memakai pakaian berwarna merah, putih, dan hitam. Mereka lalu menghampiri lelaki yang berpakaian biru “Aotatsu, kau ini sering sekali membuat masalah. Sekarang tahu sendiri akibatnya.” Ujar lelaki berpakaian putih. “Oh, jadi lelaki itu bernama Aotatsu.” Pikir Datte. “Tuan-Tuan maafkan kelakuan tidak sopan dari adik kami ini, dia memang sering sekali bertindak seperti ini.” Ujar lelaki yang berpakaian hitam. “Lain kali beritahu adik kalian itu, agar tidak mengganggu orang lain seperti ini.” Kata Datte kepada para lelaki itu “Ih, kakak bisa sopan sedikit tidak sih.” Kata Meru sambil memukul bahu kakaknya “Habis mau bagaimana lagi, dia tadi hendak bertindak kasar padamu.” Jawab Datte. “Tak apa. Oh ya, kalau tidak salah Tuan yang bersama gadis manis ini, bernama Datte Inazumaru,” kata lelaki yabg berpakaian merah “Dan kalau Tuan yang bermata cokelat ini?” lanjutnya sambil menunjuk ke arah pemuda misterius tadi “Aku Hiroku, salam kenal.” Kata pemuda bernama Hiroku cukup ramah. “Kalau begitu kami undur diri dulu.” Ujar lelaki berpakaian serba putih kepada Datte, Meru, dan Hiroku.
Setelah keempat lelaki itu pergi, Hiroku berkata “Maaf ya, aku tadi tidak bermaksud mencampuri urusanmu, aku hanya tidak suka orang lain membuat keributan ketika aku makan.” “Tidak apa-apa, apalagi kau tadi hebat sekali, bisa menghajarnya dengan sekali pukulan.” Jawab Datte. Merekapun melanjutkan obrolan mereka di dalam kedai. “Oh iya Hiroku-san, apakah kau itu penduduk dari Gabuchezka, karena kulihat semua penduduk yang kami temui di Gabuchezka memiliki mata dengan iris berwarna cokelat.” Tanya Meru kepada Hiroku. Mendengar pertanyaan itu Hiroku terdiam “Hei Hiroku, jika adikku bertanya padamu, jawablah, jangan buat dia kecewa.” Ujar Datte kepada teman barunya itu. “Ehm iya, bukan, aku bukan penduduk asli dari Gabuchezka, aku hanyalah pengembara dan mungkin hal itu cuma kebetulan.” Jawab Hiroku kepada Meru. “Hiroku, kau ini sebenarnya cukup hebat, tapi kenapa kau tidak ikut dalam turnamen besar yang akan diadakan sebentar lagi di kota ini?” tanya Datte “Itu karena aku tidak berminat kepada hal yang seperti itu.” Jawab Hiroku “Ayolah, orang dengan kekuatan sepertimu tidak boleh disia-siakan.”  “Benar Hiroku-san, tidak ada salahnya kalau dicobakan.” Bujuk kedua kakak beradik itu kepada Hiroku “Baiklah kalau begitu, tapi tolong temani aku untuk mendaftar, itupun kalau masih dibuka.” Perkataan Hiroku itu disambut anggukan dari kakak beradik itu. “Omong-omong, kalian berdua kan memiliki nama marga yang berbeda kenapa kalian bisa bersaudara?” tanya Hiroku kepada Datte dan Meru. “Itu ceritanya cukup panjang, jadi singkatnya, kami dulu tinggal di panti asuhan yang sama dan karena hubungan yang sangat erat sehingga menjadi seperti sekarang ini.” Jelas Datte. “Eh kak, Hiroku-san, ini sudah sore bagaimana jika kita pergi ke penginapan tempat kami menginap untuk melanjutkan obrolan kita ini.” Kata Meru “Wah kebetulan sekali, aku baru saja datang dan belum sempat mencari penginapan.” Kata Hiroku sambil menggaruk-garuk rambutnya. Mereka pun membayar makanan yang mereka makan “Nona, terima kasih atas makanannya.” Kata Meru kepada gadis penjaga kedai itu. “Tidak perlu seperti itu, cukup panggil aku Haruna. Lain kali datang lagi ke sini ya.” Kata gadis itu “Baik Haruna-san, selamat tinggal.” Tambah Meru. Lalu ketiga orang itu pergi meninggalkan kedai cokelat itu menuju penginapan tempat Datte menginap.
Sementara itu di lembah gelap di pinggiran kota Gabuchezka, “Haha, tak ku sangka waktunya akan tiba, seminggu lagi akan menjadi tanda bangkitnya kekuatan dahsyat yang pernah ada.” Ujar seorang pemuda “Benar Tuanku, dan sebentar lagi dendam Ayahanda Tuan akan terbalaskan.” Tandas seorang gadis mungil di samping pemuda tersebut.
To be continued….



Catatan :
·         Oji-san                         : paman.
·         Otou-chan                   : ayah.
·         Ichigo Onigiri              : onigiri berisi strawberry.
·         Amai                           : manis.
·         Yamero                       : “Hentikan!” dalam artian kasar.

·         Baka Yaro                   : Dasar bodoh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar